Jumat, 26 Desember 2014

PENGANTAR MANAJEMEN PERENCANAAN STRATEGIS DAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN



PERENCANAAN STRATEGIS
DAN
PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN



1.1  PERENCANAAN STRATEGIS

A.   PENGERTIAN PERNCANAAN STRATEGIS
  suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.
B.   PENTINGNYA SUATU PERENCANAAN
Karena perencanaan merupakan suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan yang spesifik yang dikehendaki oleh manajer bagi sebuah organisasi. Perencaan yang baik dapat digambarkan layaknya sebuah akar tunggang dari pohon yang besar dan rimbun, dari situ tumbuh cabang-cabang yang dapat diartikan sebagai bagian dari pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Perencanaan yang demikian sangat penting bagi manajer dan sebuah teori yang harus ada di sebuah perusahaan ataupun instansi.

C.   HUBUNGAN PERENCANAAN DENGAN FUNGSI-FUNGSI LAIN
1.      Organizing
Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana mengorganisasikan sumber daya-sumber daya organisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi

2.      Directing
Perencanaan menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan

3.      Controlling
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan erat. Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana .

D.    JENIS-JENIS PERENCANAAN


1.      Perencanaan jangka panjang
adalah rencana yang akan dijalankan oleh seluruh komponen dalam organisasi atau perencanaan, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

2.      Perencanaan jangka menengah
adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan sebagai dorongan tercapainya tujufan jangka panjang.

3.      Perencanaan jangka pendek
adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka pendek, dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka menengah.

E.    PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN

Proses Penyusunan Perencanaan:
1.      Merumuskan Misi dan Tujuan
2.      Memahami Keadaan Saat Ini
3.      Mempertimbangkan Faktor Pendukung dan Penghambat Tercapainya Tujuan
4.      Menyusun Rencana Kegiatan untuk Mencapai Tujuan

F.    PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN


 Ada empat pendekatan yang bisa dilakukan dalam menyusun rencana atau rencanaan yaitu
1.  Bottom up approach, artinya penyusunan dimulai atau diusulkan dari bawah.
2.  Top down approach, artinya penyusunan dimuali atau ditetapkan dari atas.
3.  Interactive approach, yang berarti rencana disusun bersama-sama.
4. Dual-level approach, yang berarti masing-masing menyusun rencana kemudian diselaraskan.

G. CIRI-CIRI PERENCANAAN YANG BAIK

1.     Simple          : Sederhana dan mudah di mengerti
2.    Fleksibel        : Rencana yang baik haruslah dapat menyesuaikan diri dengan                             keadaan yang selalu berubah- ubah.
3.    Stabil             : Tidak perlu selalu mengalami perombakan dan perubahan.
4.    Factual          : Dibuat berdasarkan fakta-fakta yang ada dan diselaraskan pula                         dengan  kejadian-kejadian yang akan timbul dalam tindakan                             pelaksanaannya.
5.  Rasional         :Dibuat atas dasar pemikiran yang sehat, ilmiah dan                                          dapat  dipertanggungjawabkan.
6.   Kontinu         : Dipersiapkan untuk tanda-tanda yang terus menerus dan                                  berkelanjutan.
7.   Dinamis          : Perencanaan dibuat dan dipersiapkan untuk memikirkan                                   peningkatan perbaikan dan      pembaharuan dalam mencapai                             kemajuan                dan kesempurnaan pada masa yang akan                           datang.
8.      Praktis dan prakmatis : Mampu dilakukan dan dicapai serta dapat mendukung                                      program organisasi.
9.      Akurat      : Dibuat secara terperinci dan mendetail dan dirumuskan segala                           aspek organisasi, tata kerja, metode kerja, penggunaan tenaga                         kerja, pembiayaan, jadwal waktu, target hasil dari sistem pengawasan.

H.   EFEKTIFITAS PERENCANAAN
1.      Pengembangan diri – dengan melakukan perencanaan yang efektif, maka seseorang akan mampu menyisakan waktu luang yang berharga untuk menyusun pengembangan diri guna peningkatan kinerjanya.

2.      Pekerjaan tuntas dan selesai tepat waktu sehingga pekerjaan tidak menumpuk; dan tidak mesti melakukan lembur guna menuntaskan pekerjaan.
 
3.      Pekerjaan dapat ditata dengan rapi, dan akan memudahkan proses mengorganisasikan dan mengendalikan pekerjaan lainnya.

2.2 PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN 


A.   JENIS-JENIS KEPUTUSAN MANAJEMEN
1. Keputusan Strategis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen                                        puncak dalam sebuh  perusahaan.
2. Keputusan taktis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen                                       menengah.
3. Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat                                               manajemen yang paling bawah.


B.   KEPUTUSAN DAN JENJANG MANAJEMEN
Keputusan:
1. Keputusan Terprogram. 
            Keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur. Dalam hal ini kondisi yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti.
2. Keputusan tidak terprogram.
       Keputusan tidak terprogram ini adalah keputusan yang tidak mempunyai suatu aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah yang membutuhkan keputusan tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.
3. Keputusan tidak terstruktur.
           Disebut tidak terstruktur karena tidak diketahui pemecahannya karena ketidakjelasan masalahnya.

Jenjang :
Organisasi atau badan usaha umumnya mempunyai sedikitnya tiga jenjang manajemen, yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen pelaksana.
1.  Manajemen Puncak (Top Management)
Manajemen puncak adalah jenjang manajemen tertinggi. Jenjang manajemen tertinggi atau puncak biasanya terdiri atas dewan direksi dan direktur utama. Dewan direksi mempunyai tugas memutuskan hal-hal yang sangat penting sifatnya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen puncak bertugas menetapkan kebijakan operasional dan membimbing interaksi organisasi dengan lingkungan.
2.  Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah biasanya memimpin suatu divisi atau departemen. Tugasnya adalah mengembangkan rencana-rencana operasi dan menjalankan tugas-tugas yang ditetapkan manajemen puncak. Manajemen menengah bertanggung jawab kepada manajemen puncak.
3.  Manajemen Pelaksana (Supervisory Management)
Manajemen pelaksana adalah manajemen yang bertugas menjalankan rencana-rencana yang dibuat manajemen menengah. Selain itu, manajemen pelaksana juga mengawasi para pekerja dan bertanggung jawab kepada manajemen menengah.

C.   TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16 ), tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :

1.      Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2.      Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Ini merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3.      Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4.      Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

D.    JENIS-JENIS MASALAH DAN PEMECAHANNYA

  1.      Perencanaan strategic : merupakan kegiatan manajemen tingkat atas, sebagai proses evaluasi lingkungan  luar organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi.

   2.      Pengendalian manajemen : system untuk meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yg sudah ditetapkan secara efektif dan efisien. Ini merupakan tingkatan taktik(tactical Level), yaitu bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yg dijalankan biasanya bersifat jangka pendek ± 1 thn.
Proses pengendalian manajemen terdiri dari : pembuatan program kerja, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis

3.      Pengendalian operasi : Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas2 tingkat bawah.

E.   GAYA DAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Gaya :
 1.     Gaya Direktif
Digunakan oleh orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas. Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional dan memilih untuk mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam mengambil keputusan.
2.      Gaya Analisis
Senang mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin yang dapat mereka kumpulkan.
3.      Gaya Konseptual
Orang-orang yang cenderung kearah gaya konseptual juga senag memperhatikan sejumlah besar informasi. Mereka juga lebih berorientasi social daripada mereka yang menyukai gaya analisis.
4.      Gaya Perilaku
Gaya yang digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai individu. 

Model :

Model Klasik
Model klasik dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya keputusan yang ideal itu. Empat asumsi yang menggaris bawahi model ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan yang diketahui dan disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi kepastian. Semua alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika untuk memberikan nilai. Mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi.

Model Administratif
Model Administratif merupakan sebuah model dalam pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan ambiguitas. Model administrative mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia dan lingkungan yang mempengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam mengambil keputusan. Model Administratif dalam pengambilan keputusannya terdapat 2 konsep yang dapat berperan dalam pembentukannya yaitu :
·         Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memilikki keterbatasan atau batas-batas dalam kemampuannya untuk berpikir rasional.
·         Pemuasan berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik.
·         Intuisi merupakan aspek lain dari pengambilan keputusan dengan model administrative. Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.
Dalam model administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada factor-faktor di organisasi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakuan oleh individu. Asumsi tersebut yaitu:

1.     Tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas, bertentangan, dan kurang adanya konsensus di antara para manajer.
2.      Prosedur rasional tidak selalu digunakan.
3.   Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia, informasi dan keterbatasan sumber daya.
4.      Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan daripada mencari solusi yang paling baik.

Model Politik
Model poltik ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan yang tidak terprogram ketika situasi-situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan dilakukan.model politik dimulai dengan empat asumsi dasar, yaitu :

1.     Organisasi terdiri dari beragam kepentingan.
2.     Informasi ambigu dan tidak lengkap.
3.     Manajer tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi semua dimensi masalah.
4.     Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan untuk menentukan tujuan dan alternatif.

Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak terprogram dan baik model yang dipilih manajer itu klasik, administrative ataupun politik, ada 6 (enam) langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :




1.   Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuahpeluang muncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.

2.   Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk menspesifikasikan sebab-sebab penting, pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti apakah yang mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi hasil dari aktifitas ini ?

3.   Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.

4.   Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.

5.   Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative, dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan

6.   Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.



F.    PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Keputusan individu :

Pengambilan keputusan merupakan hasil proses dari beberapa pertimbangan alternatif untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, maka pengambilan keputusan sesungguhnya bukanlah hal yang sederhana.

Seorang filosof Prancis, Jean-Paul Sartre mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang berkesadaran “dikutuk untuk bebas”. Kutukan kekebasan ini menempatkan manusia sebagai makhluk yang dapat menentukan jalannya sendiri. Apapun jalan yang diambil, maka manusia itu sendiri yang harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dikemudian hari.
Di zaman modern ini manusia dihadapkan pada banyak pilihan, memilih universitas, jurusan, pekerjaan, pacar, dll.. yang menuntut kemampuan manusia untuk dapat mengambil keputusan secara tepat. 


Keputusan kelompok :
 Proses pengambilan keputusan kelompok adalah salah satu corak proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Ciri dari prosesnya ditandai dengan keterlibatan dan partisipasi orang banyak. Sering kali keputusan semacam ini dianggap ideal dan dipergunakan secara luas dalam organisasi.

Kedua keputusan diatas memiliki beberapa perbandingan yaitu:
Apabila dilihat keefektifan dan efisiensi antar pengambilan keputusan kelompok atau individu, maka hal tergantung kepada kriteria apa yang dipakai sebagai ukuran efektif. Bila diukur dengan derajat akurasi, barangkali keputusan kelompok lebih akurat. Fakta membuktikan keputusan kelompok lebih baik daripada keputusan individu. Tetapi tidak berarti bahwa secara bersama kelompok lebih bermutu dari perseorangan. Bila dimaksud dengan efektif adalah ukuran kecepatan maka keputusan individual jadi lebih efektif. Kalau kreativitas yang jadi ukuran keefektifan maka keputusan kelompok adalah lebih efektif. Ukuran keefektifan lain, mungkin dukungan persetujuan, maka keputusan kelompok jadi lebih efektif. Dalam kerja kelompok pengambil keputusan, telah teruji bahwa jumlah anggota 5 sampai 7 orang adalah  produktif dan efektif. Efektif tentu diacu juga dengan efisiensi. Keputusan kelompok bisa jadi tidak efisien dibandingkan dengan keputusan individual, bila diukur dari waktuyang dipakai untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan bentuk mana yang akan dipakai bergantung kepada aspek yang mana yang dipentingkan, efektivitas atau efisiensi.

 Kesimpulannya:

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan betapa pentingnya perencanaan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Adanya perencanaan akan memberikan arah dan tujuan yang jelas, memberikan pemahaman terhadap pimpinan dan bawahan sehingga bisa saling bekerja sama demi terealisasinya tujuan organisasinya.

Namun di samping itu, perencanaan hanya salah satu fungsi dalam manajemen. Oleh karena keberhasilan pencapaian tujuan bukan berarti hanya tergantung pada satu fungsi perencanaan saja, tetapi ada fungsi-fungsi lainnya, seperti pengorganisasian, mengarahan dan pengawasan.

Keberhasilan perencanaan akan sangat mungkin tercapai apabila pimpinan dan bawahan bekerja sama dan dapat saling memotivasi sehingga kinerja masing-masing semakin tinggi demi tercapainya tujuan organisasi.

Minggu, 30 November 2014

MENTERI BUMN RIRIN SOEMARNO

     



     Rini Soemarno resmi ditunjuk sebagai menteri BUMN Indonesia dalam Kabinet Kerja Jokowi JK periode 2014-2019. Perempuan yang diklaim dekat dengen Megawati Soekarno Putri, Ketua PDI-P ini kaya pengalaman sebagai CEO berbagai perusahaan terkemuka.
     Menjadi menteri bukanlah hal baru bagi Rini Mariani Soemarno. Ia pernah menjabat sebagai  Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) Kabinet Gotong Royong yang diusung Megawati pada periode 2001-2004. Kini, Rini hadir kembali dengan pujian setinggi langit dari Jokowi.
     Dalam perkenalan kabinetnya Minggu (26/10) lalu Joko Widodo berkomentar, “Beliau (Rini) profesional. Kaya pegalaman sebagai CEO di perusahaan besar. Pekerja keras, ketua Tim Transisi, pernah menjadi Menteri Perindustiran dan Perdagangan. Saya menilai ia adalah pekerja yang cepat … saya ralat, super cepat, lincah sekali.”
     Rini Soemarno terpilih sebagai salah satu dari 18 menteri kalangan profesional. Lulusan Wellesley College, Massachusetts tercatat sebagai menteri Kabinet Kerja terkaya dengan harta Rp 48.07 miliar. Pengalamannya luar biasa, termasuk menjadi presiden direktur PT Astra Internasional pada 1998-2000.
     Rini tidak hanya mendapatkan dukungan dari Jokowi. Ia juga dipuji Dahlan Iskan, sosok yang posisinya digantikan Rini pada pemerintahan baru. Disampaikan oleh Dahlan kepada MetroTVNews, “Pengganti saya harus bisa menjaga BUMN dari intervensi politik. Juga menjaga dari campur tangan pihak luar dan asing.”
     Tantangan sebagai menteri di wilayah ‘basah’ akan dijawab Rini Soemarno lima tahun mendatang. Suara-suara sumbang terhadapnya, termasuk dari kalangan pendukung Jokowi, semestinya akan dijawab dengan prestasi. Jika tidak, nilai minus tidak hanya dialamatkan pada Rini, tetapi Jokowi dan Megawati Soekarno Putri.

Nama Lengkap               : Rini Mariani Soemarno
Tempat/ Tanggal Lahir : AS, 9 Juni 1958
Agama                           : Islam
Pendidikan                   : Fakultas Ekonomi, Wellesly College Massachusetts,                                            USA (1981)
Karier Utama                 :


Direktur Utama PT Astra International, Jakarta (1998-2000)
Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia (2005)
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong (2001-2004)



KARIER :

Penghargaan :
  • Pemimpin Puncak Terpuji 1995 dari Majalah Swa Sembada (1995)

Kompas: "Rini Soemarno, Sosok Pekerja Keras yang Dipilih Jadi Menteri BUMN".
Foto: KOMPAS.com/ICHA RASTIK

Sabtu, 29 November 2014

SEJARAH OLYMPIC FURNITURE

Awal pendirian

     Bisnis Olympic Group diawali pada tahun 1980. Ketika itu, Au Bintoro merasa bahwa toko furniture terlalu membebani konsumennya dengan ongkos kirim yang begitu besar. Mahalnya ongkos kirim itu disebabkan karena beratnya produk furniture sehingga untuk mengangkatnya dibutuhkan beberapa orang pekerja, selain itu pengusaha furniture tidak dapat membawa banyak barang sekaligus—satu truk kecil hanya bisa mengangkut beberapa meja beajar saja—sehingga tidak efesien dan bukan tidak mungkin ongkos kirimnya lebih mahal dari harga meja itu sendiri.
    Au yang ketika itu masih berprofesi sebagai pembuat box speaker memutar keras otaknya agar bisa menemukan meja belajar yang lebih praktis, ringan, dan bisa diangkut dalam jumlah yang lebih banyak dalam satu trukAu memiliki ide untuk membuat sebuah meja yang dapat dibongkar pasang (knock down). Dengan ide ini ia berharap pengangkutan meja jadi lebih mudah dan murah. Namun ia menemukan masalah, penggunaan kayu yang beratbobotnya menyebabkan timbul kesulitan membuat pasak-pasak yang cukup kuat untuk merekatkan bagian-bagian meja.
      Ia kemudian mencoba-coba membuat meja dari bahan baku box speaker yang dimilikinya, dan ternyata sukses. Ia mampu menciptakan meja yang lebih kecil, ringan, dan mudah dibongar pasang. Meja belajar baru itu tersusun dari serpihan-serpihan papan partikel dengan perekat sekrup yang bisa di cucuk-cabut. Setiap bagian diberi tanda khusus untuk mencocokkannya dengan bagian lain. Ini mirip dengan mainan bongkar pasang anak-anak.
    Produk ini selain mudah dibawa ternyata juga memberikan keuntungan lain bagi penjualnya, yaitu memperkecil biaya gudang (storage cost) karena penjual hanya perlu merakit satu produk saja sebagai display, sementara produk yang digudang dibiarkan dalam keadaan terbongkar sehingga tidak memakan banyak ruang.
Walau begitu Au belum memiliki cukup nyali untuk menjualnya secara massal, dan lebih memilih untuk menjualnya berdasarkan pesanan. Suatu hari seorang konsumen memesan meja itu dalam jumlah ribuan. Setelah harga disepakati, pengerjaan meja itu dilakukan 24 jam tanpa henti agar selesai tepat waktu. Namun malang di tengah jalan order itu diputus secara sepihak. Akibatnya Au terpaksa menumpuk produk dan bahan baku yang tersisa di gudang. Setelah menunggu tanpa kepastian, Au nekad menjual meja pesanana itu ke toko-toko furniture. Ternyata meja-meja itu laku keras dan habis terjual.
   Pada tahun 1983, Au benar-benar menekuni bidang furniture dan meninggalkan profesinya sebagai pembuat box speaker. Pada tahun 1986, Au meresmikan PT. Cahaya Sakti Multi Intraco yang khusus memproduksi meja.
    Au menamai merek produknya “Olympic Furniture,” terinspirasi Olympiade XXIII yang berlangsung di Los Angeles pada 1984. Au mengutip ajang olahraga tersebut sebagai label dengan harapan Olympic dapat bergaung sehebat olimpiade yang terkenal di seluruh penjuru dunia. Inspirasi ini dikemudian hari menguntungkan Au karena konsumen lokal mengenalinya sebagai produk impor meskipun sebenarnya serpihan-serpihan perabot itu semuanya dibuat di Bogor dengan tenaga kerja lokal.

Krisis moneter dan perkembangan perusahaan saat ini

   Pada tahun 1997, seperti kebanyakan pengusaha lain, Au mengalami goncangan dahsyat akibat krisis moneter yang melanda Indonesia ketika itu. Ongkos pembelian bahan baku membengkak dan karyawan menginginkan kenaikan gaji, sementara rata-rata 5 dari 10 konsumen membatalkan membelian. Bisnis Au mengalami masa-masa paling suram dan hampir semua rencana besar terbengkalai begitu saja. Gara-gara krisis pula Au terpaksa menjual separuh lahan beserta gedung di daerah Sentul, Jawa Barat yang awalnya direncanakan sebagai pusat produksi terpadu, mulai dari pengolahan kayu hingga finishing.
    Au mendapatkan ide lain untuk mengatasi masalah ini. Bila sebelumnya ia hanya mengandalkan toko-toko furniture untuk menjual produknya, kini ia bekerja sama dengan peritel besar seperti Carrefour dan Giant. Ia juga bekerjasama dengan gerai kredit Columbia agar konsumen lebih mudah mendapatkan dana untuk membeli produknya. Strategi ini berhasil mengembalikan penjualan Olympic ke tingkat semula. Memasuki tahun 2003 ia menggandeng perusahan furniture asal Jerman, Garant Mobel International dan bersama-sama mendirikan Garant Mobel Indonesia (GMI) dengan 75% saham dimiliki Olympic. GMI bertindak sebagai pemberi hak waralaba yang menghubungkan pemasok dan para peritel mebel merek Garant asal Jerman, dan merek kelas atas milik Olympic Group. Usaha ini menciptakan merek baru MER yang diwaralabakan. Kerja sama ini menjadikan Au sebagai peritel furniture pertama di Indonesia. Au juga mulai mengibarkan merek-merek baru untuk menguasai pasar, misalnya Solid Furniture, Albatros, Procella, Olympia, dan furniture berharga murah Jaliteng.


ANALISIS PROPOSAL BISNIS (STP)

Analisis Proposal Bisnis (STP)

ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

A.     TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU
GAMBARAN ATAU KARAKTERISTIK
Target pasarnya sebagian besar adalah semua yang sudah mempunyai kendaraan apapun dan berbagai jenis kendaraan.

B.      STRATEGI PEMASARAN

PENGEMBANGAN PERUSAHAAN JASA
                PRADJA STEAM akan terus mengembangkan kualitas-kualitas  dalam pencucian motor dan mobil.

PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN
                Hingga saat ini perusahaan jasa pencucian motor dan mobil yang baru kami edarkan di daerah Jakarta. Diharapkan kepada kami agar dapat merambah ke lokasi-lokasi se Indonesia.

KEGIATAN PROMOSI
                Perusahaan jasa yang sedang kami jalankan adalah dengan menggunakan spanduk, brosur, iklan dan menawarkan langsung ke konsumen. 

STRATEGI PENETAPAN HARGA
                Dalam menetapkan harga kami memberikan harga khusus sesuai kantong konsumen. Dan kami memberikan harga murah karena bahan yang di dapat mudah.

C.      PRODUK YANG DIHASILKAN

            KEUNGGULAN PERUSAHAAN JASA YANG DIMILIKI
1.       Harga nya terjangkau bagi para konsumen.
2.       Kualitas perusahaan jasa tersebut tidak kalah saing dengan perusahaan jasa yang lain.
3.       Mudah ditemukan.

KEGIATAN PEMASARAN DAN PROMOSI YANG SUDAH DILAKUKAN

PERSONAL SELLING
            Kegiatan promosi yang dilakukan “PRADJA STEAM” adalah dengan mempromosikan dan menawarkan secara langsung kepada konsumen.

ADVERTISING/IKLAN

           Selain mempromosikan lewat media sosial, “PRADJA STEAM” juga membuat iklan di media sosial. 


D.      SALURAN DISTRIBUSI

WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI SAAT INI
1. Wilayah Pemasaran 
  •      Lokal............................80%


               Nasional.......................20%

2. Jalur Distribusi
  •     Semua jenis kendaraan motor dan mobil
3. Alamat/Counter Penjualan (Milik Perusahaan)
  •     Jln. Cipinang Latihan No.16 Rt.008 Rw.013 (Dekat LP Cipinang)

ANALISIS PRODUKSI

    PROSES PRODUKSI

PROSES PRODUKSI
PERALATAN
MESIN
Pencucian
Air, sabun, shampoo, busa, kanebo, semir ban, lab.
Mesin air
Pengeringan
Lab atau pengering
-

KEUNGGULAN PROSES YANG DIMILIKI:
1.       Harga terjangkau
2.       Mudah ditemukan dimana saja karna banyak cabang
3.       Hasilnya memuaskan dan kualitas nya bersih


ANALISIS DAMPAK DAN RESIKO USAHA:

E.      ANALISIS RESIKO USAHA
·         Pelayanannya kurang baik
·         Terlalu lambat mencucinya
·         Jangan terlalu cepat juga
·         Persaingan ketat
F.      ATISIPASI RESIKO USAHA
·         Tangan menjadi luka



Foto produk



Foto lokasi